Sabtu, 26 November 2011

Gait analisis

PEMERIKSAAN
GAIT, LOCOMOTION AND BALANCE

A.    PENDAHULUAN
Gait (Pola berjalan) adl cara seseorang berjalan yang dikarakterisasikan oleh ritme, irama (cadence), langkah, jarak langkah dan kecepatan.
Locomotion (Pidah tempat) adl kemampuan untuk bergerak dari suatu tempat ke tempat lain.
Balance (keseimbangan) adl kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam keseimbangan dengan gravitasi secara statik (ketika stationary) dan dinamik (ketika bergerak)

B.     INDIKASI KLINIS
Indikasi klinis untuk penggunaan tes dan pengukuran ini, diprediksikan setelah diperoleh temuan riwayat sakit dan tinjauan sistem tubuh ( mis : informasi dari pasien/klien, keluarga, perawat atau sumber lain, gejala yang digambarkan oleh pasien atau klien, tanda-tanda yang diobservasi atau dicatat selama tinjauan sistem tubuh, dan informasi yang didapatkan dari sumber lain dan catatan-catatan). Temuan tersebut dapat menunjukkan adanya aktual atau resiko patologi / patofisiologi (penyakit, gangguan atau kondisi), impairment, keterbatasan fungsi dan ketidakmampuan, sehingga diperlukan pemeriksaan lebih definitif melalui pemilihan tes dan pengukuran gait, lokomposi dan keseimbangan tertentu.
Indikasi kilinik tes dan pengukuran ini meliput :
v  Patologi/patofisiologi (penyakit, gangguan, atau kondisi) pada sisitem berikut :
§ Cardiovaskuler (mis : penyakit vaskuler perifer)
§ Endokrin/metabolism (mis cellulitis)
§ Sistem multipel (down syndrome)
§ Musculoskeletal (arthropaty, gangguan otot, ligament, dan fascia, osteoarthrosis)
§ Neuromuscular (gangguan vestibular pusat, neuropati periper)
§ Pulmonary (empisema)
v  Impairment yang meliputi kategori berikut :
§ Circulation (mis : nyeri claudication )
§ Integritas dan mobilitas sendi (mis nyeri hip saat mobilisasi)
§ Fungsi motor (mis pola gerakan abnormal)
§ Kinerja otot (mis penurunan dan ketahanan otot)
§ ROM (mis lingkup tak normal saat berjalan)
§ Ventilasi (mis pola bernafas paradoxical saat ambulasi)
v  Keterbatsan fungsi dalam kemampuan membentuk aksi, kerja dan aktifitas yang meliputi kategori :
§ Pemeliharaan diri (mis ketidakmampuan berpakaiankarena ketidak normalan keseimbangan duduk)
§ Pengelolaan rumah tangga (mis ketidakmampuan melakukan berkebun karena menurunnya kekuatan)
§ Kegiatan kerja / sekolah / bermain (mis ketidakmampuan untuk belanja karena nyeri saat ambulasi, ketidakmampuan membawa anak – anak naik tangga karena menurunnya kekuatan)
§ Kemasyarakatan / leisure (mis ketidakmampuan menjadi wasit dalam perkumpulan kecil karena adanya nyeri hip, ketidakmampuan bermain shuffleboard karena pusing)
v  Disability – yaitu ketidakmampuan atau keterbatasan kemampuan untuk membentuk aksi, tugas atau aktifitas sesuai dengan aturan dalam konteks sosial budaya individu – yang meliputi kategori:
§ Pemeliharaan diri
§ Kegiatan rumah tangga
§ Pekerjaan (job / sekolah / play)
§ Kemasyarakatan / leisure
v  Faktor resiko untuk impaired gait, lokomotion, dan keseimbangan.
§ Meningkatnya resiko jatuh.
§ Perilaku beresiko (scatter rugs, cara melangkah yang jelas)
v  Kebutuhan kesehatan, wellness dsn kebugaran
§ Kebugaran termasuk penampilan fisik (keseimbangan dinamik yang cukup saat memanjat, terbatasnya kekuatan tungkai untuk berjongkok)
§ Kesehatan dan wellness (pemahaman yang tidak sempurna tentang keseimbangan dinamis dalam sebuah fungsi aksi)

C.    TEST DAN PENGUKURAN
            Test dan pengukuran termasuk karakterisasi dan kuantifikasi berikut:
  • Keseimbangan selama aktifitas fungsional dengan atau tanpa menggunakan alat bantu, adaptive, orthotic, protective, supportive atau prosthetic (mis skala ADL, skala IADL, observasi, pemeriksaan videographic)
  • Keseimbangan statik dan dinamis dengan atau tanpa menggunakan peralatan dan perlengkapan adaptive, orthotic, protective, supportive atau prosthetic (skala keseimbangan, inventories dizziness, posturographic dinamik, skala falls, test motor impairment, observasi, pemeriksaan photography, test kontrol posture)
  • Gait dan locomotion selama aktivitas fungsional dengan atau tanpa menggunakan peralatan dan perlengkapan orthotik, protective, supportive atau prosthetic (mis skala ADL, indeks berjalan, skala IADL, profil ketrampilan mobilitas, observasi, pemeriksaan videography)
  • Gait dan locomotion dengan atau tanpa menggunakan peralatan dan perlengkapan orthotik, protective, supportive atau prosthetic (dinamometer, electroneuromyography, analisa footprint, indeks berjalan, profil ketrampilan mobilitas, observasi, pemeriksaan videography, pemeriksaan photography, pemeriksaan bantuan teknologi, skala weight bearing, test mobilitas dengan menggunakan kursi roda)
  • Keselamatan selama berjalan, locomotion, dan keseimbangan (skala confidence, diari, skala fall, profil pemeriksaan fungsional, logs, pelaporan).

D.    ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK MENYARING DATA
Alat yang digunakan untuk menyaring data, meliputi:
    • Batteries of test
    • Camera dan photography
    • Diari
    • Dynamometer
    • Electroneuromyography
    • Force Platform
    • Goniometer
    • Indeks
    • Inventories
    • Logs
    • Sistem Analisa gerakan
    • Observasi
    • Tes kontrol Postur
    • Profile
    • Skala Rating
    • Pelaporan
    • Sisten analisa bantuan teknologi
    • Camera video dan videotape

E.     DATA YANG DIHASILKAN
Data yang digunakan untuk dokumentasi, yang meliputi:
Deskripsi memori jangka panjang dan jangka pendek
  • Berjalan dan Locomotion
  • Berjalan, locomotion dan keseimbangan yang dikarakterisasikan dengna atau tanpa menggunakan peralatan dan perlengkapan.
  • Tingkat keselamatan selama berjalan, locomotion dan keseimbangan.
  • Keseimbangan statis dan dinamis
  • Cara menggerakkan kursi roda dan mobilitasnya

F.     OBSERVASI GAIT
Observasi visual gait analisis dipergunakan untuk mengetahui ketidaknormalan gait yang disebabkan kelemahan otot, keterbatasan mobilitas sendi, nyeri, atau gangguan kontrol motoris akibat lesi sistem saraf. Penggunaan videotape sangat bermanfaat dalam menganalisis misalnya deviasi / patologi, perkembangan, atau memfokuskan pada satu sendi. Untuk dapat terampil dalam observasi visual haruslah difahami gait yang normal.

Siklus Gait normal
            Siklus dimulai dari initial contact (hell strike) hingga initial contact periode berikutnya, terdiri atas:
Stance Phase (40 %)
Swing Phase (60%)
Terminologi Racho
Term. Konvensional
Terminologi Racho
Term. Konvensional
Initial contact
Heel strike
Initial swing
Acceleration
Loading response
Foot flat
Mid swing
Mid swing
Mid stance
Mid stance
Terminal swing
Deceleration
Terminal stance
Heel off


Pre swing
Toe off



Dari masing-masing tahap diuraikan sebagai berikut.
Initial contact to Loading response
Sendi
Otot Yang Aktif
Deviasi Gait
Penyebab Muskular
Kemungkinan Penyebab Lain
Hip
Gluteus maximus / hamstring / adducor magnus.
Mengontrol gaya hip fleksi

Gluteus medius / tensor fascia latae.
Mengontrol gaya hip adduction

Anterior pelvic tilt




Badan condong ke belakang
Kelemahan hip extensor




Kelemahan hip extensor

Hip flexion contracture / hip flexor spastic


Hip flexion contracture
Knee
Quadriceps aktif mengontrol knee flexion
Insufficiency knee flexion, knee hyperextension

Excessive knee flexion
Kelemahan knee extensor



Not due to muscle weakness
Excessive ankle plantar flexion, knee pain, quadriceps spasticity, knee extension contracture
Knee flexion contracture, hamstrings spasticity
Ankle
Pretibial ms. To control ankle plantar flexion
Excessive (terlalu cepat) plantar flexion
Weak ankle dorsifleksor
Plantar flexor spasticity, ankle plantar flexion contracture.

Mid stance
Sendi
Otot Yang Aktif
Deviasi Gait
Penyebab Muskular
Kemungkinan Penyebab Lain
Hip
Gluteus medius & minimus / tensor fascia latae
Mengkonter gaya hip adduction
Pelvic drop contra lateral atau badan condong ipsi lateral

Excessive hip flexion

Badan condong ke belakang
Kelemahan hip abductor




Umum, bukan karena kelemahan otot
Kelemahan hip extensor

Hip pain (antalgic gait), Hip abduction contracture ipsi lateral (Trendelen)



Hip flexion atau iliotibial band contracture

Hip flexion contracture
Knee
Quadriceps
Mengontrol gaya knee flexion, hanya saat awal mid stance.
knee hyperextension

Insufficiency knee extension
Kelemahan knee extensor

Soleus weakness
Excessive ankle plantar flexion (karena spastisitas / contracture)
Knee flexion contracture, hamstring spasticity
Ankle
Soleus / gastrocnemius
Mengotrol anterior advancement of tibia
Insufficiency ankle dorsiflexion

Excessive ankle dorsiflexion
Umum bukan karena kelemahan otot selama tahap ini
Kelemahan soleus
Ankle plantar flexion contracture / spasticity


Flexed knee gait (karena knee flexion contracture, hamstring spasticity)

Terminal stance
Sendi
Otot Yang Aktif
Deviasi Gait
Penyebab Muskular
Kemungkinan Penyebab Lain
Hip
Tensor fascia latae serabut anterior gerak hip ekstension dan mengkonter gaya hip adduction

Insufficiency hip extension

Pelvic drop contra lateral atau badan condong ipsi lateral
Umumnya bukan karena kelemahan otot
Kelemahan hip abduction

Hip flexor contracture / spasticity

Hip pain (antalgic gait), Hip abduction contracture ipsi lateral (Trendelen)

Knee
Popliteus, cegah knee hyperextension
knee hyperextension
Insufficiency knee extension
Kelemahan knee extensor
Kelemahan soleus
Excessive ankle plantar flexion (karena spastisitas / contracture)
Knee flexion contracture, hamstring spasticity
Ankle
Soleus / gastrocnemius
Mengotrol gaya ankle dorsiflexion
Excessive ankle plantarflexion Excessive ankle dorsiflexion
Bukan kelemahan otot
Kelemahan soleus
Ankle plantarflexion contracture / spasticity
Flexed knee gait (karena knee flexion contracture, hamstring spasticity


Pre swing
Sendi
Otot Yang Aktif
Deviasi Gait
Penyebab Muskular
Kemungkinan Penyebab Lain
Hip
Adductor longus, gerak flection dan mengontrol hip abduction menghasilkan pamindahan berat badan ke ekstremitas contra lateral
Rectus femoris, gerak hip flexion dan mengontrol derajat knee flexion
Excessive hip flexion

Umumnya bukan karena kelemahan otot

Hip flexion / iliotibial band contracture
Spasticity hip flexor, hip pain
Knee
Popliteus / gastrocnemius, gerak knee flexion
Rectus femoris, mengontrol derajat knee flexion

Insufficiency knee flexion
Kelemahan knee extensor

Knee pain, knee extension contracture, quadriceps spasticity
Ankle
Soleus,  gastrocnemius: pada awal pre swing untuk anterior acceleration tibia.
Tibialis anterior, ekstensor digitorum longus, akhir pre swing mencegah plantar fleksi berlebih.
Excessive ankle dorsiflexion
Kelemahan soleus
AFO dengan rigit ankle, flexed knee gait (karena knee flexion contracture, hamstring spasticity)

Initial swing
Sendi
Otot Yang Aktif
Deviasi Gait
Penyebab Muskular
Kemungkinan Penyebab Lain
Hip
Iliacus / adductor longus: hip flexion

Gracilis / sartorius: Hip &  flexion
Insufficiency hip flexion


Circumduction hip



Badan condong ke contra lateral
Kelemahan hip flexor


Kelemahan hip flexor



Kelemahan hip flexor
Lemahnya kontrol hip flexor akibat CNS Lesion


Knee ekstension contracture: kelemahan ankle dorsifleksor: Excessive ankle plantarflexion
Kelemahan hip abductor (stance limb):
Knee extension contracture (swing limb):
kelemahan ankle dorsifleksor (swing limb): Excessive ankle plantarflexion (swing limb):

Knee
Biceps femoris (caput brevis) : knee flexion
Insufficient hip flexion
Kelemahan hip flexor
Quadriceps spasticity: knee pain: knee extension contracture.
Ankle
Tibialis anterior, extensor digit longus, ankle dorsiflexion
Excessive ankle plantar flexion
Umumnya bukan karena faktor otot
Ankle plantar flexion contracture

Mid swing
Sendi
Otot Yang Aktif
Deviasi Gait
Penyebab Muskular
Kemungkinan Penyebab Lain
Hip
Biceps femoris (caput brevis), semimembranosus: pada mendekati tahap akhir mid swing untuk decelerate femur.
Excessive hip flexion



Insufficient hip flexion


Ipsilateral pelvic drop / tubuh condong ke contralateral.


Excessive hip abduction.

Circumduction of hip

Kelemahan ankle dorsiflexor dikompensasi hip flexion.
Kelemahan hip flexor
.

Kelemahan hip abductor tungkai berdiri.



Kelemahan hip flexor (diganti adductor).
Kelemahan hip flexor

Hip flexion contracture: Excessive ankle plantarflexion

Kurangnya kontrol hip flexor akibat CNS lesion
Hip pain (antalgic gait): contra lateral hip abduction contracture (trendelen gait)
Hip adductor spasticuty.

Knee extension contracture: kelemahan ankle dorsifleksi:
Excessive ankle plantarfleksi.

Knee
Biceps femoris (caput brevis)
Insufficient knee flexion
Kelemahan hip flexor

Knee extension contracture.
Ankle
Tibialis anterior, extensor digit. Longus, ankle dorsi flexion
Excessive ankle plantarfleksi
Kelemahan ankle dorsifleksi
Ankle plantarfleksors spasticity / contracture

Terminal swing
Sendi
Otot Yang Aktif
Deviasi Gait
Penyebab Muskular
Kemungkinan Penyebab Lain
Hip
Biceps femoris (caput longus), semimembranosus, Semitendinosus: decelerasi femur
Gluteus maximus: decelerasi femur
Insufficient hip flexion

Circumduction of hip
Excessive hip adduction

Kelemahan hip flexor

Kelemahan hip flexor
Kelemahan ankle dorsifleksi
Kelemahan hip flexor (dan adductor pengganti)

Kurangnya kontrol hip flexor akibat CNS lesion

Knee extension contracture; Knee extension contracture


Hip adductor spasticity
Knee
Vastus medialis, intermedius, lateralis
Biceps femoris (caput longus) semimembranosus, semitendinosus: mengontrol knee extension berlebihan
Insufficient knee flexion
Kelemahan knee extensor

Hamstring Spasticity:
Knee flexion contracture
Ankle
Tibialis anterior, extensor digit. Longus: ankle dorsiflexion
Excessive ankle plantarflexion
Kelemahan ankle dorsifleksi
Kelemahan knee extensor




Dari analisis berjalan tersebut dapat diindikasikan kebutuhan test dan pengukuran lain. Bila dijumpai kelemahan otot maka diperlukan test dan pengukuran kekuatan otot. Bila ditemukan pemendekan otot diperlukan tes panjang otot. Bila ditemukan contracture perlu test integritas dan mobilisasi sendi, dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar